Biografi Ibnu Ajurrum, Penyusun Matan Al Ajurrumiyyah
Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Ash Shanhaji. Ash Shanhaji adalah nisbat kepada Shanhajah, sebuah kabilah yang masyhur dari Himyar yang terletak di Al Maghrib (sekarang Maroko). Di negara itulah terletak sebuah desa bernama Fas yang merupakan kampung halaman beliau dan di sana pula beliau mengajar. Beliau lahir pada tahun 672 H. Beliau adalah seorang ahli sastra, nahwu dan qira'ah.
Makna dari lafadz Ajurrum, ada sebagian kitab biografi yang menyebutkan bahwa lafadz itu adalah lafadz non Arab, tepatnya dari bahasa Barbar. Maknanya yaitu al faqir ash shufi (orang fakir yang memakai pakaian dari bulu domba). Akan tetapi seorang ulama bernama Ibnu 'Anqa menafikan hal itu dengan perkataan beliau,"Saya tidak mendapati orang-orang Barbar mengetahui makna itu, hanya saja di kabilah Barbar ada sebuah kabilah yang disebut dengan Bani Ajurrum." (Lihat Kitab Al Kawakib Ad Durriyah jilid 1/25).
Cara membaca lafadz الآجرومية yaitu dengan memfathahkan hamzah mamdudah, mendhammahkan huruf jim, dan mentasydidkan huruf ra' yang didhammah juga. Jadi dibaca : Ajurrum. Lihat referensi sebelumnya.
Seorang ulama bernama Ibnul Haj berkata : "Beliau memiliki banyak karya tulis dan guru. Di antara mereka adalah Abu Hayyan (penyusun kitab Al Bahrul Muhith)."
Ibnu Ajurrum menulis beberapa kitab dan syair-syair. Di antara karya tulis beliau adalah Muqaddimah Al Ajurrumiyyah dalam ilmu nahwu yang menjadi sebab ketenaran beliau. Sebagian orang yang membuat kitab penjelasan terhadap muqaddimah tersebut (seperti Ar Ra'i) mengira bahwa beliau menulisnya di depan Ka'bah, lalu melemparkannya ke laut dan berkata,"Jika ditulis dengan ikhlas karena Allah, tidak akan basah." Dan memang kitab beliau itu tidak basah. Namun kisah ini tidak ada sanadnya, dan perbuatan tersebut tidak disyariatkan di dalam Islam.
Beliau meninggal di bulan Shafar pada tahun di mana Ibnu Malik meninggal, yaitu tahun 723 H. Beliau dimakamkan di pemakaman Bab Al Hadid yang terletak di kampung halaman beliau.
(Dinukil secara ringkas dari kitab Al Mumti' Fi Syarhi Al Ajurrumiyyah hal. 9-10 dan Kitab Al Hulal Adz Dzahabiyyah hal. 27).
Sekilas Tentang Bahasa Arab Dan Nahwu
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata di dalam Kitab Iqtidha' Shirathal Mustaqim (1/464) : "Imam Asy Syafi'i berkata sebagaimana diriwayatkan oleh As Salafy dengan sanad yang ma'ruf sampai ke Muhammad bin Abdullah bin Abdul Hakam, beliau berkata. 'Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy Syafi'i berkata,'Bahasa yang dipilih oleh Allah 'Azza wa Jalla adalah bahasa Arab, sehingga Allah menurunkan kitabnya yang mulia dengan bahasa itu. Allah menjadikannya sebagai bahasa penutup para nabinya (yaitu Muhammad) shallallahu 'alaihi wasallam. Oleh karena itu kita katakan,'Sepantasnya bagi setiap orang yang mampu, untuk belajar bahasa Arab karena bahasa itu adalah bahasa yang paling utama.' "
Langganan:
Postingan (Atom)